A. Pengertian dan Konsep
Pengukuran, Penilaian, Evaluasi.
Pengukuran, penilaian, evaluasi, dan asesmen merupakan
istilah-istilah yang sangat akrab dengan han evaluasi. Hal tersebut disebabkan
karena adanya tes prestasi belajar seringkali dijadikan sebagai satu-satunya
alat untuk menilai hasil belajar. Dengan demikian perlu adanya upaya untuk
memperkenalkan tentang pengertian dan konsep pengukuran, penilaian, evaluasi,
dan asesmen.
1. Konsep Pengukuran
Asmawi Zainul dan Noehi Nasution mengartikan
pengukuran sebagai pemberian angka kepada suatu atribut atau karakteristik
tertentu yang dimiliki oleh orang, hal, atau obyek tertentu menurut aturan atau
formulasi yang jelas. Pendapat ini sejalan dengan pendapat Suharsimi Arikunto,
bahwa mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satuan ukuran. Pengukuran
bersifat kuantitatif.
Hasil pengukuran yang bersifat kuantitatif juga dikemukakan oleh Norman E.
Gronlund (1971) yang menyatakan “Measurement
is limited to quantitative descriptions of pupil behavior”
Pengukuran adalah penentuan besaran,
dimensi, atau kapasitas, biasanya terhadap
suatu standar atau satuan
pengukuran. Pengukuran tidak hanya terbatas pada kuantitas
fisik, tetapi juga dapat diperluas untuk mengukur hampir semua benda
yang bisa dibayangkan, seperti tingkat ketidakpastian,
atau kepercayaan
konsumen.
2. Konsep Penilaian
Pengertian penilaian ditekankan pada penentuan nilai suatu
obyek dikemukakan oleh Nana Sudjana. Ia menyatakan bahwa penilaian adalah
proses menentukan nilai suatu obyek dengan menggunakan ukuran atau kriteria
tertentu, seperti Baik , Sedang, Jelek. Seperti juga halnya yang dikemukakan
oleh Richard H. Lindeman (1967) “The
assignment of one or a set of numbers to each of a set of person or objects
according to certain established rules”
Penilaian adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan
beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil
belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan)
peserta didik. Penilaian menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau
prestasi belajar seorang peserta didik.Hasil penilaian dapat berupa nilai
kualitatif (pernyataan naratif dalam kata-kata) dan nilai kuantitatif (berupa
angka). Pengukuran berhubungan dengan proses pencarian atau penentuan nilai
kuantitatif tersebut.
Penilaian pada hasil belajar pada dasarnya adalah
mempermasalahkan, bagaimana pengajar (guru) dapat mengetahui hasil pembelajaran
yang telah dilakukan. Pengajar harus mengetahui sejauh mana pebelajar (learner)
telah mengerti bahan yang telah diajarkan atau sejauh mana tujuan/kompetensi
dari kegiatan pembelajaran yang dikelola dapat dicapai. Tingkat pencapaian
kompetensi atau tujuan instruksional dari kegiatan pembelajaran yang telah
dilaksanakan itu dapat dinyatakan dengan nilai.
3. Konsep Evaluasi
Menurut pengertian bahasa kata evaluasi berasal dari bahasa
Inggris evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran (John M.
Echols dan Hasan Shadily: 1983). Menurut Stufflebeam, dkk (1971) mendefinisikan
evaluasi sebagai “The process of delineating, obtaining, and providing
useful information for judging decision alternatives”. Artinya evaluasi
merupakan proses menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan informasi yang
berguna untuk merumuskan suatu alternatif keputusan.
Evaluasi adalah kegiatan mengukur dan menilai. Mengukur
lebih besifat kuantitatif, sedangkan menilai lebih bersifat kualitatif. Viviane dan Gilbert de Lansheere
(1984) menyatakan bahwa evaluasi adalah proses penentuan apakah materi dan
metode pembelajaran telah sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Penentuannya
bisa dilakukan salah satunya dengan cara pemberian tes kepada pembelajar.
Terlihat disana bahwa acuan tes adalah tujuan pembelajaran.
B. Perbedaan
Evaluasi, Penilaian dan Pengukuran
Penilaian adalah suatu proses untuk mengambil keputusan
dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar
baik yang menggunakan tes maupun nontes. Pengukuran adalah membandingkan hasil
tes dengan standar yang ditetapkan. Pengukuran bersifat kuantitatif. Sedangkan
menilai adalah kegiatan mengukur dan mengadakan estimasi terhadap hasil
pengukuran atau membanding-bandingkan dan tidak sampai ke taraf pengambilan
keputusan.Penilaian bersifat kualitatif.
Agar lebih jelas perbedaannya maka perlu dispesifikasi lagi
untuk pengertian masing-masing:
· Evaluasi pembelajaran adalah suatu proses atau
kegiatan untuk menentukan nilai, kriteria-judgment atau tindakan dalam
pembelajaran.
· Penilaian dalam pembelajaran adalah suatu usaha
untuk mendapatkan berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan, dan
menyeluruh tentang proses dan hasil dari pertumbuhan dan perkembangan yang
telah dicapai oleh anak didik melalui program kegiatan belajar.
· Pengukuran atau measurement merupakan suatu
proses atau kegiatan untuk menentukan kuantitas sesuatu yang bersifat numerik.
Pengukuran lebih bersifat kuantitatif, bahkan merupakan instrumen untuk
melakukan penilaian. Dalam dunia pendidikan, yang dimaksud pengukuran
sebagaimana disampaikan Cangelosi (1995: 21) adalah proses pengumpulan data
melalui pengamatan empiris.
C. Tujuan, Fungsi,
Manfaat dan Prinsip Evaluasi
Dalam melakukan evaluasi terdapat subjek dan sasaran
evaluasi, dimana subjek evaluasi merupakan orang yang melakukan pekerjaan
evaluasi yang ditentukan oleh suatu aturan pembagian tugas atau ketentuan yang
berlaku. Sedangkan sasaran evaluasi merupakan segala sesuatu yang menjadi titik
pusat pengamatan karena penilaian menginginkan informasi tentang sesuatu
tersebut. Oleh karena itu untuk melakukan suatu evaluasi maka kita harus
mengetahui apa saja tujuan dari evaluasi, baik tujuan secara umum ataupun khusus.
Kita juga harus mengetahui fungsi, dan manfaat serta prinsip evaluasi, agar
evaluasi hasil belajar yang akan kita laksanakan bisa berjalan dengan baik dan
benar
1. Tujuan Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan dengan berbagai tujuan. Khusus terkait dengan
pembelajaran, evaluasi dilaksanakan dengan tujuan:
· Mendeskripsikan kemampuan belajar siswa.
· mengetahui tingkat keberhasilan PBM
· menentukan tindak lanjut hasil penilaian
· memberikan pertanggung jawaban (accountability)
2. Fungsi Evaluasi
Asmawi Zainul dan Noehi Nasution menyatakan fungsi-fungsi dari evaluasi
pembelajaran, yaitu fungsi:
· Remedial
· Umpan balik
· Memotivasi dan membimbing anak
· Perbaikan kurikulum dan program pendidikan
· Pengembangan ilmu
3. Manfaat Evaluasi
a. Secara umum manfaat yang dapat diambil dari kegiatan
evaluasi dalam pembelajaran, yaitu :
· Memahami sesuatu : mahasiswa (entry behavior,
motivasi, dll), sarana dan prasarana, dan kondisi dosen
· Membuat keputusan : kelanjutan program,
penanganan “masalah”, dll
· Meningkatkan kualitas PBM : komponen-komponen PBM
b. Sementara secara lebih khusus evaluasi akan memberi
manfaat bagi pihak-pihak yang terkait dengan pembelajaran, seperti siswa, guru,
dan sekolah.
Ø Manfaat kegiatan evaluasi dalam pembelajaran
bagi siswa
Mengetahui tingkat pencapaian tujuan pembelajaran : Memuaskan atau
tidak memuaskan
Ø Manfaat
kegiatan evaluasi dalam pembelajaran Bagi Guru
· mendeteksi siswa yang telah dan belum menguasai
tujuan : melanjutkan, remedial atau pengayaan
· ketepatan materi yang diberikan : jenis, lingkup,
tingkat kesulitan, dll.
· ketepatan metode yang digunakan
Ø Bagi Sekolah
· membuat program sekolah
· hasil belajar cermin kualitas sekolah
· pemenuhan standar
4. Prinsip Evaluasi
Terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam melaksanakan
evaluasi, agar mendapat informasi yang akurat, diantaranya:
· Dirancang secara jelas abilitas yang harus
dinilai, materi penilaian, alat penilaian, dan interpretasi hasil penilaian.
patokan : Kurikulum/silabi.
· Penilaian hasil belajar menjadi bagian integral
dalam proses belajar mengajar.
· Agar hasil penilaian obyektif, gunakan berbagai
alat penilaian dan sifatnya komprehensif.
· Hasilnya hendaknya diikuti tindak lanjut.
Tujuan dan Fungsi Penilaian
Fungsi penilaian ada beberapa hal :
1. Selektif
Dengan cara mengadakan penilaian guru mempunyai cara untuk
mengadakan seleksi atau penilaian terhadap siswanya. Penilaian itu sendiri
mempunyai berbagai tujuan antara lain :
a. Untuk memilih siswa yang dapat
diterima disekolah tertentu
b. Untuk memilih siswa yang dapat naik
ke kelas atau tingkat berikutnya.
c. Untuk memilih siswa yang seharusnya
mendapat beasiswa
d. Untuk memilih siswa yang sudah berhak
meninggalkan sekolah, dsb.
2. Diagnostik
Apabila alat yang digunakan dalam penelitian cukup memenuhi
persyaratan, maka dengan melihat hasilnya, guru akan mengetahui kelemahan
siswa. Disamping itu, diketahui pula sebab musabab kelemahan itu. Dengan
mengadakan penilaian, guru mengadakan diagnosis kepada siswa tentang kebaikan
dan kelemahannya, sehingga akan lebih mudah dicari cara untuk mengatasinya.
3. Penempatan
Untuk menentukan dengan pasti seorang siswa harus
ditempatkan, digunakan suatu penilaian. Sekelompok siswa yang mempunyai niali
yang sama, akan berada dalam kelompok yang sama dalam belajar.
keberhasilan program ditentukan oleh beberapa factor yaitu
factor guru, metode mengajar, sarana dan system administrasi.
E. Macam-macam Evaluasi
1. Formatif
Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilakukan pada
setiap akhir pembahasan suatu pokok bahasan / topik, dan dimaksudkan untuk
mengetahui sejauh manakah suatu proses pembelajaran telah berjalan sebagaimana
yang direncanakan. Winkel menyatakan bahwa yang dimaksud dengan evaluasi
formatif adalah penggunaan tes-tes selama proses pembelajaran yang masih
berlangsung, agar siswa dan guru memperoleh informasi (feedback)
mengenai kemajuan yang telah dicapai. Sementara Tesmer menyatakan formative
evaluation is a judgement of the strengths and weakness of instruction in its
developing stages, for purpose of revising the instruction to improve its
effectiveness and appeal. Evaluasi ini dimaksudkan untuk mengontrol
sampai seberapa jauh siswa telah menguasai materi yang diajarkan pada pokok
bahasan tersebut. Wiersma menyatakan formative testing is
done to monitor student progress over period of time. Ukuran
keberhasilan atau kemajuan siswa dalam evaluasi ini adalah penguasaan kemampuan
yang telah dirumuskan dalam rumusan tujuan (TIK) yang telah ditetapkan
sebelumnya. TIK yang akan dicapai pada setiap pembahasan suatu pokok bahasan,
dirumuskan dengan mengacu pada tingkat kematangan siswa. Artinya TIK dirumuskan
dengan memperhatikan kemampuan awal anak dan tingkat kesulitan yang wajar yang
diperkiran masih sangat mungkin dijangkau/ dikuasai dengan kemampuan yang dimiliki
siswa. Dengan kata lain evaluasi formatif dilaksanakan untuk mengetahui
seberapa jauh tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai. Dari hasil evaluasi
ini akan diperoleh gambaran siapa saja yang telah berhasil dan siapa yang
dianggap belum berhasil untuk selanjutnya diambil tindakan-tindakan yang tepat.
Tindak lanjut dari evaluasi ini adalah bagi para siswa yang belum berhasil maka
akan diberikan remedial, yaitu bantuan
khusus yang diberikan kepada siswa yang mengalami kesulitan memahami suatu
pokok bahasan tertentu. Sementara bagi siswa yang telah berhasil akan
melanjutkan pada topik berikutnya, bahkan bagi mereka yang memiliki kemampuan
yang lebih akan diberikan pengayaan, yaitu materi tambahan yang sifatnya
perluasan dan pendalaman dari topik yang telah dibahas.
2. Sumatif
Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan pada
setiap akhir satu satuan waktu yang didalamnya tercakup lebih dari satu pokok
bahasan, dan dimaksudkan untuk mengetahui sejauhmana peserta didik telah dapat
berpindah dari suatu unit ke unit berikutnya. Winkel mendefinisikan evaluasi
sumatif sebagai penggunaan tes-tes pada akhir suatu periode pengajaran
tertentu, yang meliputi beberapa atau semua unit pelajaran yang diajarkan dalam
satu semester, bahkan setelah selesai pembahasan suatu bidang studi.
3. Diagnostik
Evaluasi
diagnostik adalah evaluasi yang digunakan untuk mengetahui kelebihan-kelebihan
dan kelemahan-kelemahan yang ada pada siswa sehingga dapat diberikan perlakuan
yang tepat. Evaluasi diagnostik dapat dilakukan dalam beberapa tahapan, baik
pada tahap awal, selama proses, maupun akhir pembelajaran. Pada tahap awal
dilakukan terhadap calon siswa sebagai input. Dalam hal ini evaluasi diagnostik
dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal atau pengetahuan prasyarat yang harus
dikuasai oleh siswa. Pada tahap proses evaluasi ini diperlukan untuk mengetahui
bahan-bahan pelajaran mana yang masih belum dikuasai dengan baik, sehingga guru
dapat memberi bantuan secara dini agar siswa tidak tertinggal terlalu jauh.
Sementara pada tahap akhir evaluasi diagnostik ini untuk mengetahui tingkat
penguasaan siswa atas seluruh materi yang telah dipelajarinya.
4. Pengukur
Keberhasilan
Dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana suatu program
berhasil diterapkan,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar