Minggu, 01 Desember 2013

Pengertian dan Konsep Teori Skema



PENGERTIAN DAN KONSEP TEORI SKEMA
Istilah skema sebenarnya bukan hal yamg baru bagi kita, kata ini sudah lama milik bangsa undonesia ( merupakan kata serapan dari bahasa inggris “ schema “. Dalam kamus besar bahasa indonesia ( KBBI ) kata skema merupakan padanan dari kata bagan, rangka-rangka atau rancangan. Ada beberapa sumber yang menjelaskan pengertian skema ini. Keterangannya cukup legkap dikemukakan oleh “ Chaplin (1981) “ yang terdapat dalam dictionary of psikology , mengemukakan empat macam keterangan tentang skema yaitu :
1.      Skema sebagai suatu peta kognitif yang terdiri atas sejumlah ide yang tersusun rapi.
2.      Skema sebagai kerangka referensi untuk merekam berbagai peristiwa atau data
3.      Skema sebagai suatu model
4.      Skema sebagai suatu kerangka referensi yang terdiri atas respon-respon yang

pernah diberikan yang kemudian menjadi standart bagi respon-respon selanjutnya. Dalam keterangan diatas juga dijelaskan tentang makna skema sebagai berikut :
1.      Skema adalah suatu pengertian yang digeneralisasikan. Suatu rencana atau struktur seperti yang digunakan dalam kalimat” skema adalah suatu proses membaca yang dimana setiap orang boleh dikatakan tidak pernah sama “.
2.      Skema adalah suatu konsep konseptual yang perlu untuk memahami sesuatu. Contoh : skema yang dimiliki oleh si Adapat menolong pemahamannya dalam bidang bahasa.
3.      Skema adalah suatu cerita yang melahirkan kenyataan yang disampaikan dalam pikiran, tetapi tidak ditransformasikan lewat pikiran ( piaget ).
Dari sejumlah pengertian tentang skema di atas, kita dapat menangkap pengertian yang sederhana tentang skema itu yakni sebagai latar belakang atau asosiasi-asosiasi yang dapat bangkit atau muncul kembali pada seseorang melihat atau membaca kata, frase,atau kalimat. Sebagai contoh : saat kita mendengar kata “ pantai “ pikiran kita akan mengasosiasikan pada segala sesuatu yang mendekati atau berhubungan dengan pantai seperti pada gemuruh omak, daun yang nyiur melambai-lambai atau saat matahari terbenam atau diasosiasikan dengan berkemah ditepi pantai dan seterusnya. Dengan kata lain skema seseorang dapat bergantung pada pikiran atau pengalaman yang dimilikinya.
Skema dan membaca merupakan dua hal yang saling berkaitan erat, untuk dapat menerima informasi baru perlu adanya skema tentang informasi lama yang berkenaan dengan informasi baru tersebut sehingga terjalin interaksi dan di situlah terjadi pemahaman.
Ada asumsi dalam teori skema bahwa teks yang kita baca atau kita dengar itu tidaklah dengan sendirinya menyampaikan makna pada kita. Teks hanya memberikan petunjuk keada pembaca atau pendengar untuk mrnyusun pengertian atau pemahaman berdasarkan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. Dengan adanya bantuan skema yang ada, seseorang akan berupaya memahami teks yang dibacanya atau didengarnya.
Membaca mempunyai kedudukan penting dalam kehidupan manusia, baik bagi keperluan peseorangan maupun bagi kepentingan masyarakat. Kegiatan membaca berfungsi sebagai keterampilan dasar dalam kehidupan masyarakat. Tanpa kemampuan membaca yang baik maka diharapkan anak mencapai pendidikan yang memberi pengertian tentang membaca, antara lain :
1.      Membaca adalah suatu proses yang dilakukan atau dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis. ( tarigan,1986 )
2.      Membaca adalah bringing meaning atau memetik serta memahami arti/makna yang terkandung di dalam bahan tertulis ( Finociaro dan Bonomo , 1973 ).
3.      Membaca adalah suatu proses untuk memahami yang tersirat dalam tersurat, melihat pikiran yang terkandung di dalam kata-kata yang tertulis  ( Anderson, 1972 )
4.      Membaca adalah proses of identiflying, interpreting and evaluating idea in terms of the mental content or total awareness of the reader ( Mc Ginnis , 1982 )
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengetian membaca bergerak dari pengertian yang sederahana sampai pada pengertian yang kompleks yang melibatkan berbagai macam aspek kegiatan. Membaca dibagi menjadi dua yaitu membaca permulaan dan membaca lanjut. Di dalam proses mebaca terdapat tiga macam proses kegiatan yang berbeda yaitu :

1.      Proses bottom up ( bawah-atas ) yaitu pembaca mulai dengan pemahaman huruf lalu mulai ke pemahaman kalimat proses ini timbul karena adanya data masukan. Pembaca yang memergunakan cara ini umumnya merupakan pembaca pemula. Dengan kata lain proses ini terjadi apabila pembaca membaca sebuah teks atau yang baru dikenalnya atau masih asing. Struktur dari bottom up ini yaitu meliputi pengkodean, perangkaian, dan pengolahan. Dan kelemahan dari model membaca jenis ini yaitu model ini sangat bergantung pada visual (melihat). Dan juga bergantung pada bunyi.
2.      Proses top-down ( atas-bawah ) yaitu pembaca mulai untuk melakukan interpretasi terhadap teks yang dibacanya. Mereka telah meimiliki latar belakang atau skema tentang teks tersebut. Proses ini memberikan pertolongan kepada pembaca dalam upaya mengatasi keragu-raguan atau dalam pemilihan interpretasi terhadap data yang masuk. Struktur dari model membaca jenis ini yaitu meliputi pengolahan memori, perangkaian, dan pengkodean. Dalam model membaca jenis ini kita bisa mengambil banyak keuntungan di dalamnya, suatu missal kita menggunakan model top-down ini, kita bisa mengambil banyka manfaat di dalamnya, yang meliputi : tidak bergantung pada visual (melihat), bisa dikatakan sebagai proses mengira-ngira ataupun juga menebak, tidak terpaku pada bunyi. Namun kita juga perlu proses kreatif yang sangat besar untuk menebak akan bacaan yang kita baca, di butuhkan pula pengalaman yang cukup tinggi karena dari model yang kita gunakan ini, sangat berkaitan langsung dengan makna.
3.      Proses timbal balik yaitu pembaca mengarahkan perhatiannya secara interaktif. Mereka membaca dengan menggunakan pengetahuan yang lalu dan secara terus menerus menyusun pengetahuannya itu agar dapat menguasai bagian-bagian yang terperinci sebagai mana mestinya. Dalam proses interaktif ini proses bawah-atas dan proses atas-bawah berlangsung secara stimulus, serempak dan berkelanjutan.
Dari ketiga proses di atas kita sebaiknya dapat melakukan membaca melalui proses interaktif. Apabila seseorang pembaca hanya untuk menggantungkan diri pada proses bawah-atas atau atas-bawah saja maka pembaca tersebut tergolong sebagai pembaca yang cacat skemanya.
PERANAN SKEMA DALAM  MEMBACA
Para pakar teori skema menyatakan bahwa latar belakang pengalaman yang kaya akan sangat membantu keberhasilan belajar. Pengalaman yang banyak bisa diperoleh dengan berbagai cara diantaranya dengan jalan membaca. Semakin banyak seseorang membaca maka akan semakin meningkat pula kemampuan membacanya. Pernyataan ini didukung pula oleh Yap ( 1978 ) dia memperoleh bukti bahwa tingkat keterampilan membaca seseorang ditentukan 65% oleh banyaknya dia membaca.
a.      Membaca Frase Mekanis
Pada waktu membaca sesungguhnya mata kita berhenti sejenak untuk dapat menafsirkan kata-kata atau menghasilkan sesuatu. Kalau mata ita terus bergerak kita hanyalah akan memperoleh bayangan kabur. Pernyataan tersebut didukung oleh Tampubolon ( 1987 ), yang menyatakan bahwa “ pada waktu membaca, mata bergerak mengikuti baris-baris bacaan dengan gerakan terhenti-henti. Pada saat berhenti ( ini tidak disadari karena cepatnya ), mata mengadakan fiksasi ( pemusatan penglihatan ) dan pada waktu itulah informasi bacaan diserap “. Berdasarkan pernyataan tersebut maka menurut pandangan mekanis, membaca tidak lain merupakan rentetan hentian-hentian visual. Pada saat melakukan hentian saat itu pula dengan segera mata melompat ke arah tulisan berikutnya dan setelah itu terjadi lagi hentian, begitulah seterusnya.
Membaca frase menuntut visual seorang pembaca. Pada umumnya orang mempunyai potensi untuk melihat lima atau enam kata dalam setiap hentian. Akan tetapi, tidak banyak orang yang berusaha untuk mengembangkan kemampuan itu dan merasa puas dapat membaca satu atau dua buah kata setiap hentian.

b.      Membaca Frase Konsepual
Membaca frase tahap ini lebih banyak memperhatiakan aspek-aspek konseptual, yakni penalaran dan pemahaman yang terjadi selama membaca. Di dalam membaca frase kita harus dapat menggunakan kapasitas melihat jauh sejumlah kata untuk kepentingan pemahaman bacaan. Banyak orang yang berfikir dengan ide-ide, tetapi sering mereka membaca dalam kata. Hal ini terjadi karena mereka menganggap bahwa membaca frase lebih kompleks dari pada membaca kata. Jika kita melakukan latihan membaca frase, maka kita akan dapat menerka frase berikutnya untuk melengkapi kalimat. Pengalaman berlatih dan latar belakang pengetahuan tentang kalimat, tanda baca, sangat membantu mempermudah proses membaca frase.
c.       Latihan Pada Tingkat Mekanis
Latihan ini dititik beratkan pada bagian mata. Mata dilatih untuk dapat bergerak dengan cepat. Tujuannya adalah untuk menanamkan kebiasaan pada mata untuk bergerak dengan cepat dan irama yang tetap. Ada beberapa latihan yang dapat digunakan yaitu :
a.       Latihan untuk dapat meningkatkan keterampilan mata :
1.      Sediakan sejumlah kata yang akan ditulis tidak beraturan ,
misalnya : angka 1-60
2.      Tariklah garis penghubung angka-angka itu dengan pensil mengikuti urutan angka 1-60
3.      Catatlah waktu yang dipergunakan dalam menyelesaikan latihan itu.
4.      Lakukan kegiatan tersebut secara berulang.

b.      Latihan Ayunan Visual
Dalam usaha untuk mengembangkan kepercayaan untuk kemampuan untuk membuat ayunan-ayunan visual waktu membaca frase, ikutilah pola ini dengan benar :
1.      Mata kita hanya boleh berhenti  sejenak pada setiap tanda hitam (.)
2.      Ayunkan dengan segera pandangan kita pada pandangan berikutnya
3.      Jangan sekali-kali berhenti diantara dua tanda hitam (,)
4.      Pada saat menggerakkan mata, kepala jangan ikut bergerak pula
5.      Ayunkan pandangan mata secepat-cepatnya melewati setiap bagian diantara dua tanda hitam dengan irama yang tetap
6.      Lakukan latihan ini dua atau tiga kali  untuk mengawali setiap kegiatan membaca sebagai pemanasan.

c.       Latihan Membaca dengan Ayunan Visual
Latihan ini menerapkan latihan ayunan visual pada bacaan. Sebelum memulai untuk membaca dianjurkan untuk mengadakan pemanasan. Tujuan pemanasan ini adalah untuk memperoleh irama,gerak mata yang benar. Setelah kita merasakan gerakan mata yang licin dan tidak lagi kaku maka tiba saat nya kita beralih pada usaha untuk memperoleh nakna bacaan. Mulailah mebaca dengan menggerakkan semua keterampilan yang telah dipelajari.



PERANAN SKEMA DALAM MEMBACA FRASE
Pemahaman terhadap wacana bergantung kepada informasi yang merupakan skemata. Dengan bantuan skema yang baik , pemahaman wacana pun akan baik pula. Pemahaman wacanaa dengan cepat sangat ditunjang oleh kemampuan membaca frase yang baik. Kemampuan membaca frase akan ditunjang pula dengan skema dengan frase dan kalimat yang telah dimilikinya. Seperti pada contoh :
ada suatu kalimat :
“ keindahan Blitar di waktu malam “
Pembaca tidak akan mengetahui bahwa kelompok kata atau frase itu tidak mempunyai skema tentang struktur kalimat. Dan pembaca yang telah memiliki skema struktur kalimat tentu saja akan mengatakan kelompok kata itu sebagai frase.
Telah ditemukan sebelumnya dalam kegiatan membaca ada tiga macam proses yang dapat memberikan pengaruh yang berbeda terhadap pemahaman yaitu : proses atas-bawah, proses bawah-atas dan proses timbal balik. Berdasarkan uraian di atas sebaiknya kita mengambil berbagai inisiatif untuk mengadakan penelitian yang lebih mendalam selain yang pernah dilakukan orang selama ini tentang makna  dan manfaat skema dalam pengajaran membaca. Sebagai uraian terakhir penulis ingin menegaskan kembali hal-hal yang berkaitan dengan skema ini. Skema yang dimiliki seseorang akan menjadi dasar dalam menginterpetasikan dan menggali informasi  tentang suatu yang didengar atau dibacanya. Selain itu teori skema memberi suatu dasar untuk :
1.      menyaring informasi dari suatu teks
2.      membuat penggalian yang sejalan dengan pesan yang dikandung dalam teks
3.      memberi perhatian yang lebih  terhadap bagian-bagian penting dari teks
4.      memilih inti-inti yang terpenting, kurang penting sampai yang tidak penting
5.      membuat kesimpulan
6.      membuat suatu persamaan yang bisa membuat orang mengerti tentang hal-hal             ( pesan ) tersebut.








1 komentar: