PENGERTIAN DAN KONSEP TEORI SKEMA
Istilah
skema sebenarnya bukan hal yamg baru bagi kita, kata ini sudah lama milik
bangsa undonesia ( merupakan kata serapan dari bahasa inggris “ schema “. Dalam
kamus besar bahasa indonesia ( KBBI ) kata skema merupakan padanan dari kata
bagan, rangka-rangka atau rancangan. Ada beberapa sumber yang menjelaskan
pengertian skema ini. Keterangannya cukup legkap dikemukakan oleh “ Chaplin
(1981) “ yang terdapat dalam dictionary
of psikology , mengemukakan empat macam keterangan tentang skema yaitu :
1. Skema
sebagai suatu peta kognitif yang terdiri atas sejumlah ide yang tersusun rapi.
2. Skema
sebagai kerangka referensi untuk merekam berbagai peristiwa atau data
3. Skema
sebagai suatu model
4. Skema
sebagai suatu kerangka referensi yang terdiri atas respon-respon yang
pernah
diberikan yang kemudian menjadi standart bagi respon-respon selanjutnya. Dalam keterangan diatas
juga dijelaskan tentang makna skema sebagai berikut :
1. Skema
adalah suatu pengertian yang digeneralisasikan. Suatu rencana atau struktur
seperti yang digunakan dalam kalimat” skema adalah suatu proses membaca yang
dimana setiap orang boleh dikatakan tidak pernah sama “.
2. Skema
adalah suatu konsep konseptual yang perlu untuk memahami sesuatu. Contoh :
skema yang dimiliki oleh si Adapat menolong pemahamannya dalam bidang bahasa.
3. Skema
adalah suatu cerita
yang melahirkan kenyataan yang disampaikan dalam pikiran, tetapi tidak
ditransformasikan lewat pikiran ( piaget ).
Dari
sejumlah pengertian tentang skema di atas, kita dapat menangkap pengertian yang
sederhana tentang skema itu yakni sebagai latar belakang atau asosiasi-asosiasi
yang dapat bangkit atau muncul kembali pada seseorang melihat atau membaca
kata, frase,atau kalimat. Sebagai contoh : saat kita mendengar kata “ pantai “
pikiran kita akan mengasosiasikan pada segala sesuatu yang mendekati atau
berhubungan dengan pantai seperti pada gemuruh omak, daun yang nyiur
melambai-lambai atau saat matahari terbenam atau diasosiasikan dengan berkemah
ditepi pantai dan seterusnya. Dengan kata lain skema seseorang dapat bergantung
pada pikiran atau pengalaman yang dimilikinya.
Skema
dan membaca merupakan dua hal yang saling berkaitan erat, untuk dapat menerima
informasi baru perlu adanya skema tentang informasi lama yang berkenaan dengan
informasi baru tersebut sehingga terjalin interaksi dan di situlah terjadi
pemahaman.
Ada
asumsi dalam teori skema bahwa teks yang kita baca atau kita dengar itu
tidaklah dengan sendirinya menyampaikan makna pada kita. Teks hanya memberikan
petunjuk keada pembaca atau pendengar untuk mrnyusun pengertian atau pemahaman
berdasarkan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. Dengan adanya bantuan
skema yang ada, seseorang akan berupaya memahami teks yang dibacanya atau
didengarnya.
Membaca
mempunyai kedudukan penting dalam kehidupan manusia, baik bagi keperluan
peseorangan maupun bagi kepentingan masyarakat. Kegiatan membaca berfungsi
sebagai keterampilan dasar dalam kehidupan masyarakat. Tanpa kemampuan membaca
yang baik maka diharapkan anak mencapai pendidikan yang memberi pengertian
tentang membaca, antara lain :
1. Membaca
adalah suatu proses yang dilakukan atau dipergunakan oleh pembaca untuk
memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata
atau bahasa tulis. ( tarigan,1986 )
2. Membaca
adalah bringing meaning atau memetik serta memahami arti/makna yang terkandung
di dalam bahan tertulis ( Finociaro dan Bonomo , 1973 ).
3. Membaca
adalah suatu proses untuk memahami yang tersirat dalam tersurat, melihat
pikiran yang terkandung di dalam kata-kata yang tertulis ( Anderson, 1972 )
4. Membaca
adalah proses of identiflying, interpreting and evaluating idea in terms of the
mental content or total awareness of the reader ( Mc Ginnis , 1982 )
Dari
pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengetian membaca bergerak dari pengertian
yang sederahana sampai pada pengertian yang kompleks yang melibatkan berbagai
macam aspek kegiatan. Membaca dibagi menjadi dua yaitu membaca permulaan dan
membaca lanjut. Di dalam proses mebaca terdapat tiga macam proses kegiatan yang
berbeda yaitu :
1.
Proses bottom up (
bawah-atas ) yaitu pembaca mulai dengan pemahaman
huruf lalu mulai ke pemahaman kalimat proses ini timbul karena adanya data
masukan. Pembaca yang memergunakan cara ini umumnya merupakan pembaca pemula.
Dengan kata lain proses ini terjadi apabila pembaca membaca sebuah teks atau
yang baru dikenalnya atau masih asing. Struktur dari bottom up ini yaitu meliputi pengkodean, perangkaian, dan
pengolahan. Dan kelemahan dari model membaca jenis ini yaitu model ini sangat
bergantung pada visual (melihat). Dan juga bergantung pada bunyi.
2.
Proses top-down (
atas-bawah ) yaitu pembaca mulai untuk melakukan
interpretasi terhadap teks yang dibacanya. Mereka telah meimiliki latar
belakang atau skema tentang teks tersebut. Proses ini memberikan pertolongan
kepada pembaca dalam upaya mengatasi keragu-raguan atau dalam pemilihan
interpretasi terhadap data yang masuk. Struktur dari model membaca jenis ini yaitu meliputi pengolahan memori,
perangkaian, dan pengkodean. Dalam model membaca jenis ini kita bisa mengambil
banyak keuntungan di dalamnya, suatu missal kita menggunakan model top-down
ini, kita bisa mengambil banyka manfaat di dalamnya, yang meliputi : tidak
bergantung pada visual (melihat), bisa dikatakan sebagai proses mengira-ngira
ataupun juga menebak, tidak terpaku pada bunyi. Namun kita juga perlu proses
kreatif yang sangat besar untuk menebak akan bacaan yang kita baca, di butuhkan
pula pengalaman yang cukup tinggi karena dari model yang kita gunakan ini,
sangat berkaitan langsung dengan makna.
3. Proses
timbal balik yaitu pembaca mengarahkan perhatiannya
secara interaktif. Mereka membaca dengan menggunakan pengetahuan yang lalu dan
secara terus menerus menyusun pengetahuannya itu agar dapat menguasai
bagian-bagian yang terperinci sebagai mana mestinya. Dalam proses interaktif ini
proses bawah-atas dan proses atas-bawah berlangsung secara stimulus, serempak
dan berkelanjutan.
Dari
ketiga proses di atas kita sebaiknya dapat melakukan membaca melalui proses
interaktif. Apabila seseorang pembaca hanya untuk menggantungkan diri pada proses
bawah-atas atau atas-bawah saja maka pembaca tersebut tergolong sebagai pembaca
yang cacat skemanya.
PERANAN SKEMA DALAM
MEMBACA
Para
pakar teori skema menyatakan bahwa latar belakang pengalaman yang kaya akan
sangat membantu keberhasilan belajar. Pengalaman yang banyak bisa diperoleh
dengan berbagai cara diantaranya dengan jalan membaca. Semakin banyak seseorang
membaca maka akan semakin meningkat pula kemampuan membacanya. Pernyataan ini
didukung pula oleh Yap ( 1978 ) dia memperoleh bukti bahwa tingkat keterampilan
membaca seseorang ditentukan 65% oleh banyaknya dia membaca.
a.
Membaca
Frase Mekanis
Pada
waktu membaca sesungguhnya mata kita berhenti sejenak untuk dapat menafsirkan
kata-kata atau menghasilkan sesuatu. Kalau mata ita terus bergerak kita
hanyalah akan memperoleh bayangan kabur. Pernyataan tersebut didukung oleh
Tampubolon ( 1987 ), yang menyatakan bahwa “ pada waktu membaca, mata bergerak
mengikuti baris-baris bacaan dengan gerakan terhenti-henti. Pada saat berhenti
( ini tidak disadari karena cepatnya ), mata mengadakan fiksasi ( pemusatan
penglihatan ) dan pada waktu itulah informasi bacaan diserap “. Berdasarkan
pernyataan tersebut maka menurut pandangan mekanis, membaca tidak lain
merupakan rentetan hentian-hentian visual. Pada saat melakukan hentian saat itu
pula dengan segera mata melompat ke arah tulisan berikutnya dan setelah itu
terjadi lagi hentian, begitulah seterusnya.
Membaca
frase menuntut visual seorang pembaca. Pada umumnya orang mempunyai potensi
untuk melihat lima atau enam kata dalam setiap hentian. Akan tetapi, tidak
banyak orang yang berusaha untuk mengembangkan kemampuan itu dan merasa puas
dapat membaca satu atau dua buah kata setiap hentian.
b.
Membaca
Frase Konsepual
Membaca
frase tahap ini lebih banyak memperhatiakan aspek-aspek konseptual, yakni
penalaran dan pemahaman yang terjadi selama membaca. Di dalam membaca frase
kita harus dapat menggunakan kapasitas melihat jauh sejumlah kata untuk
kepentingan pemahaman bacaan. Banyak orang yang berfikir dengan ide-ide, tetapi
sering mereka membaca dalam kata. Hal ini terjadi karena mereka menganggap
bahwa membaca frase lebih kompleks dari pada membaca kata. Jika kita melakukan
latihan membaca frase, maka kita akan dapat menerka frase berikutnya untuk
melengkapi kalimat. Pengalaman berlatih dan latar belakang pengetahuan tentang
kalimat, tanda baca, sangat membantu mempermudah proses membaca frase.
c.
Latihan
Pada Tingkat Mekanis
Latihan
ini dititik beratkan pada bagian mata. Mata dilatih untuk dapat bergerak dengan
cepat. Tujuannya adalah untuk menanamkan kebiasaan pada mata untuk bergerak
dengan cepat dan irama yang tetap. Ada beberapa latihan yang dapat digunakan
yaitu :
a.
Latihan untuk dapat
meningkatkan keterampilan mata :
1. Sediakan
sejumlah kata yang akan ditulis tidak beraturan ,
misalnya : angka 1-60
2. Tariklah
garis penghubung angka-angka itu dengan pensil mengikuti urutan angka 1-60
3. Catatlah
waktu yang dipergunakan dalam menyelesaikan latihan itu.
4. Lakukan
kegiatan tersebut secara berulang.
b.
Latihan Ayunan Visual
Dalam
usaha untuk mengembangkan kepercayaan untuk kemampuan untuk membuat
ayunan-ayunan visual waktu membaca frase, ikutilah pola ini dengan benar :
1. Mata
kita hanya boleh berhenti sejenak pada
setiap tanda hitam (.)
2. Ayunkan
dengan segera pandangan kita pada pandangan berikutnya
3. Jangan
sekali-kali berhenti diantara dua tanda hitam (,)
4. Pada
saat menggerakkan mata, kepala jangan ikut bergerak pula
5. Ayunkan
pandangan mata secepat-cepatnya melewati setiap bagian diantara dua tanda hitam
dengan irama yang tetap
6. Lakukan
latihan ini dua atau tiga kali untuk
mengawali setiap kegiatan membaca sebagai pemanasan.
c.
Latihan Membaca dengan
Ayunan Visual
Latihan
ini menerapkan latihan ayunan visual pada bacaan. Sebelum memulai untuk membaca
dianjurkan untuk mengadakan pemanasan. Tujuan pemanasan ini adalah untuk
memperoleh irama,gerak mata yang benar. Setelah kita merasakan gerakan mata
yang licin dan tidak lagi kaku maka tiba saat nya kita beralih pada usaha untuk
memperoleh nakna bacaan. Mulailah mebaca dengan menggerakkan semua keterampilan
yang telah dipelajari.
PERANAN
SKEMA DALAM MEMBACA FRASE
Pemahaman terhadap
wacana bergantung kepada informasi yang merupakan skemata. Dengan bantuan skema
yang baik , pemahaman wacana pun akan baik pula. Pemahaman wacanaa dengan cepat
sangat ditunjang oleh kemampuan membaca frase yang baik. Kemampuan membaca
frase akan ditunjang pula dengan skema dengan frase dan kalimat yang telah
dimilikinya. Seperti pada contoh :
ada
suatu kalimat :
“
keindahan Blitar
di waktu malam “
Pembaca
tidak akan mengetahui bahwa kelompok kata atau frase itu tidak mempunyai skema
tentang struktur kalimat. Dan pembaca yang telah memiliki skema struktur
kalimat tentu saja akan mengatakan kelompok kata itu sebagai frase.
Telah
ditemukan sebelumnya dalam kegiatan membaca ada tiga macam proses yang dapat
memberikan pengaruh yang berbeda terhadap pemahaman yaitu : proses atas-bawah, proses bawah-atas dan
proses timbal balik. Berdasarkan uraian di atas sebaiknya kita mengambil
berbagai inisiatif untuk mengadakan penelitian yang lebih mendalam selain yang
pernah dilakukan orang selama ini tentang makna
dan manfaat skema dalam pengajaran membaca. Sebagai uraian terakhir
penulis ingin menegaskan kembali hal-hal yang berkaitan dengan skema ini. Skema
yang dimiliki seseorang akan menjadi dasar dalam menginterpetasikan dan
menggali informasi tentang suatu yang
didengar atau dibacanya. Selain itu teori skema memberi suatu dasar untuk :
1. menyaring
informasi dari suatu teks
2. membuat
penggalian yang sejalan dengan pesan yang dikandung dalam teks
3. memberi
perhatian yang lebih terhadap
bagian-bagian penting dari teks
4. memilih
inti-inti yang terpenting, kurang penting sampai yang tidak penting
5. membuat
kesimpulan
6. membuat
suatu persamaan yang bisa membuat orang mengerti tentang hal-hal ( pesan ) tersebut.
wagalasehhh...mantab gan
BalasHapussolder uap